Oleh : Cokorda Gde Wisnu Wiratama
Peta Area Berhutan Tropis dari Planet Basemap
Hutan Hujan Tropis Sebagai Paru-Paru Dunia
Indonesia dikenal dengan sebutan “Paru-Paru Dunia” karena memiliki hutan hujan tropis yang luas. Apa itu hutan hujan tropis, dan seberapa penting perannya terhadap lingkungan?
Hutan hujan tropis adalah hutan yang secara geografis berada di daerah tropika, yaitu area yang terletak di antara 23.5 derajat Lintang Utara dan 23.5 derajat Lintang Selatan. Negara lain yang dikenal memiliki hutan hujan tropis yang cukup luas diantaranya adalah Brasil, Kolombia, dan Peru di Benua Amerika, serta Republik Demokratik Kongo di Benua Afrika.
Terletak di daerah tropika, hutan hujan tropis juga memiliki karakteristik iklim tropis pada umumnya: memiliki curah hujan yang tinggi, mendapat sinar matahari sepanjang tahun, dan temperatur yang relatif stabil. Hal ini memungkinkan tumbuhnya berbagai flora dan fauna dan menjadikannya sebagai bioma dengan keanekaragaman tertinggi di dunia. Selain itu, hutan hujan tropis juga memberikan beberapa jasa lainnya yang cukup besar terhadap lingkungan, seperti pengaturan perputaran oksigen di udara melalui fotosintesis, pengaturan siklus air, pengaruh terhadap iklim dan cuaca, serta perlindungan dari bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
Pemantauan Kerusakan Hutan Hujan Tropis
Mengetahui besarnya peran hutan hujan tropis terhadap kelestarian lingkungan, tidak serta merta membuatnya aman dari segala bentuk kerusakan. Di Indonesia, meningkatnya kebutuhan akan lahan seringkali mengorbankan area hutan untuk dialihfungsikan. Salah satu contohnya adalah kasus pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit secara besar-besaran melalui pembakaran hutan di Papua yang ramai dibicarakan belakangan ini.
Pemantauan wilayah hutan di Indonesia sudah dilakukan diantaranya melalui patroli langsung di lapangan oleh organisasi seperti Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan dengan metode penginderaan jauh menggunakan citra satelit.
Program Citra Satelit NICFI
Metode penginderaan jauh, terutama menggunakan citra satelit, dipilih karena banyaknya informasi yang didapat dengan menghabiskan waktu, biaya, dan tenaga yang relatif sedikit. Selama bertahun-tahun, teknologi terus dikembangkan guna mengurangi kelemahan metode ini, salah satunya adalah akurasi, dengan meningkatkan resolusi citra.
Untuk itu, Norway’s International Climate and Forests Initiative (NICFI) meluncurkan program melalui platform Planet, yang memberikan akses gratis terhadap citra satelit beresolusi tinggi (4,77 meter per pixel) khusus untuk kawasan tropis Asia, Afrika, dan Amerika dengan tujuan membantu mengurangi kerusakan hutan tropis. Penggunaan yang diharapkan dari data ini di antaranya adalah untuk pengembangan riset tentang hutan tropis, penetapan kebijakan terkait penggunaan kawasan hutan, meningkatkan transparansi pengelolaan hutan, melindungi hak masyarakat di kawasan hutan, dan lain-lain.
Terdapat dua jenis data yang disediakan pada program NICFI ini. Yang pertama adalah data visual, yang ditujukan untuk tampilan visual menggunakan warna asli dari permukaan bumi. Sementara itu jenis data kedua adalah data reflektan permukaan yang siap untuk dianalisis, data ini ditujukan untuk analisis secara kuantitatif dan ilmiah. Kedua jenis data tersebut tersedia dalam interval dua kali setahun mulai dari Desember 2015 sampai Agustus 2020, kemudian selanjutnya tersedia secara rutin setiap bulannya mulai dari September 2020 sampai September 2022, dengan kemungkinan perpanjangan sampai tahun 2024.
Tampilan data visual dari program ini terbuka untuk publik, tapi pengguna perlu mendaftarkan diri (secara gratis) untuk dapat menggunakan fitur-fitur lain seperti mengunduh data, menyambungkan data ke dalam aplikasi GIS seperti ArcGIS dan QGIS, serta berbagai kustomisasi lain yang dapat dilakukan dengan API Key yang didapat setelah mendaftar.
Penggunaan data yang sudah dilakukan di antaranya pemantauan perkebunan alpukat ilegal di Meksiko, pemantauan ekspansi kebun nanas di Kosta Rika, pemantauan persebaran kebakaran di Chili, serta validasi hasil analisis deforestasi di Mozambik. Di Indonesia sendiri data ini sudah pernah digunakan untuk pemantauan lahan gambut.
Ke depannya platform ini diharapkan dapat mendukung lebih banyak penelitian terkait hutan hujan tropis. Dengan tersedianya data beresolusi sangat tinggi yang terus diperbarui secara berkala, pemantauan kawasan hutan tropis tentu dapat dilakukan dengan lebih baik.
Do you like our material?
Leave your email below to receive our newsletters
© 2020 All rights reserved